“Guk, guk, guk… Guk, guk, guk…”
Pesan masuk. Dia buka. Hmm, laporan singkat dari Sms- banking.
(KREDIT Rp. 5.000.000) pada rek. 1 TBxxx697 tgl. 01/ 01/201x, jam 16:33: 07.
Cocok.
“Kayak apa sih tampang…” Data mantan cowok ErlieX masuk ke e- mail. “Gerak cepat juga nih klien gue yang satu ini…” Jemari indah itu meneruskan perjalanannya di atas mouse. “Pencarian, dimulai!”
Tidak akan lama lagi.
Kadang manusia itu egois.
Pria tampan itu gelisah. Wajahnya memucat. “I don’t anything make you sad… But… Why…” Ia menyeka matanya, berusaha keras memahami apa yang terjadi, “Apa yang kamu lakukan ini, babe…. Memang kedengarannya nggak normal… Tapi, apa masalahnya?”
Wanita itu menegakkan punggungnya. “Terlalu mengagungkan logika kamu, mas. Kamu nggak buat aku sedih, tapi aku bosan.” Tawanya kembali berderai, “Aku serius. Aku minta putus.” Sambungnya cepat.
Hanya keheningan. Hari begitu gelap. Namun udara terlalu panas di resto outdoor tempat mereka berada.
“Segalanya sempurna… “ Tatapan tak mengertinya muncul lagi, “Aku nggak percaya kita membicarakan…” Wajah tanpa ekspresi muncul. “Logika… Bosan…Dan, kamu tertawa…Bisa- bisanya kamu…” Pria di depannya ini menatapnya nanar. Lalu, membuang muka dan kembali menatap wajahnya sekilas. “You don’t know what you talking about…”
“Gue bisa ngurus diri gue sendiri!”
Opan tersedak. “Melaney…Kok, bicara kamu jadi kasar gitu, sih.”
“Suatu ketika setiap orang akan berubah, mas…”
Menggeleng, muram. “Ada masalah di sini, beibz…” Opan menunda karena ragu, “Tapi, jangan takut, aku berjanji, akan aku perbaiki. Ini hanya masalah waktu… Sungguh.”
“Mungkin mas melihat tapi nggak benar- benar melihat.” Sang wanita melambai ke arah pelayan. “Udah berakhir, mas… “ lanjutnya cepat sambil memutar- mutar benda di jemari tangannya, “Aku ingin memberikan sesuatu… Ini.”
Pria itu menatap cincin di telapak tangannya. Tanpa tahu harus berkata apa.
“Guk, guk, guk… Guk, guk, guk…”
Pesan masuk, seperti biasa. Dia buka. Hmm, laporan singkat dari Sms- banking.
(KREDIT Rp. 5.000.000) pada rek. 1 TBxxx697 tgl. 30/ 03/200x, jam 21:45: 07.
Cocok.
“Guk, guk, guk… Guk, guk, guk…”
Pesan Singkat
Dari: Sheila
Thanks CATWOMAN@Gmail.com... Sukses buat Opan. Kakaknya telpon gue, sekarang dia punya kebiasaan baru, rutin ke terapis kejiwaan…Hahaha…
Membiarkan kesedihan itu datang…
Bibirnya mengatup rapat. Wanita itu lihat pria yang bersamanya memperhatikan setiap perawat dan dokter tampak bergegas di mana- mana, warna putih mendominasi mereka, serupa dengan gedung rumah sakitnya. Orang berlalu- lalang juga tak luput dari pengamatan pria itu. Lalu tangannya merangkul bahu sang wanita. “Katakan apa yang ingin gue lakukan buat lo…” Jemari mereka saling bersentuhan. “Pasti ada yang lo inginkan.”
“Gue ingin ini berakhir. Gue nggak seharusnya berbohong…” suara wanita itu mulai terengah- engah. Jantungnya berdentam keras kembali. “Gue nggak merasakan apapun…” Rasa bersalah melintas lewat di wajah wanita itu saat sang pria melihatnya menyeka matanya. Pun bias mentari sore yang makin memudar menerpa wajah wanita cantik itu, “Ia menyalakan gue akan segalanya. Memang mobil kalian kecelakaan, tapi…”
-Amy Mini-
No comments:
Post a Comment